TRIBUNJATIM.COM – Sebanyak 20 siswi di NTT tak diperkenankan ikut ujian karena tunggakan uang sekolah.

Kasus tersebut menjadi viral lantaran uang tunggakan hanya kurang Rp 50 ribu saja.

Ada kurang lebih 20 orang siswi dan siswa di NTT yang dipulangkan oleh pihak sekolah akibat tunggakan uang sekolah.

Pihak sekolah menyatakan ketegasan dan tak mentoleransi kondisi murid yang tak membayar tersebut.

Kini, kasus menjadi viral dan banyak pihak yang cukup mempertanyakan mengapa sekolah tega.

Mirisnya nasib Dian, terpaksa tak bisa ikut ujian sekolah gegara kendala biaya.

Meski tak dalam jumlah besar, nyatanya pihak sekolah enggan memberikan toleransi.

Disebutkan bahwa Dian belum membayar atau menunggak biaya sekolah sebesar Rp 50 ribu, sehingga dirinya tak bisa mengikuti ujian.

Kisah Dian viral setelah diunggah akun Instagram @fakta.jakarta beberapa waktu lalu.

Setelah viral, pihak sekolah buka suara dengan apa yang terjadi.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan Hendrik Hadir kepada wartawan menegaskan bahwa kondisi di sekolahnya itu seperti yang terjadi saat ini.

Ia menjelaskan bahwa tunggakan uang sekolah itu sebenarnya akumulasi dari tahun kemarin dan semester kemarin.

“Pembayarannya juga bertahap agar tidak berat. Kenyataannya masih ada tungggakan.

Setelah viral, pihak sekolah buka suara dengan apa yang terjadi.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan Hendrik Hadir kepada wartawan menegaskan bahwa kondisi di sekolahnya itu seperti yang terjadi saat ini.

Ia menjelaskan bahwa tunggakan uang sekolah itu sebenarnya akumulasi dari tahun kemarin dan semester kemarin.

“Pembayarannya juga bertahap agar tidak berat. Kenyataannya masih ada tungggakan.

Pihak sekolah juga memikirkan psikologi anak dan psikologi orangtua menghadapi ujian tidak terbebani lagi soal uang,” lanjutnya, seperti dikutip Tribun Jatim dari Tribun Style

Saat disinggung berapa siswa yang dipulangkan, Hendrik mengaku kurang lebih 20 orang.

Hal yang sama juga disampaikan Kepala SMAN 2 Maumere, Andreas Benyamin Edi, S.Pd saat dikonfirmasi terpisah.

Menurutnya, para siswa yang dipulangkan alias dilarang ikut ujian itu merupakan strategi dari pihak sekolah.

“Itu strategi kami untuk anak pulang dan menyampaikan kepada orang tua untuk menyadari dan berusaha menyelesaikan tunggakan uang sekolah dari semester sebelumnya,” pungkasnya

Pihak SMP Muhammadiyah Banguntapan masih belum enggan berkomentar.

“Mohon maaf kami belum bisa memberikan statemen apapun karena kepala sekolah saat ini pergi, nanti kepala sekolah yang menyampaikan,” kata salah satu perwakilan dadi sekolah yang enggan disebut namanya.

Sebelumnya, Siswi asal Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 di Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, dilarang ikut ujian gegara menunggak biaya sekolah Rp 50 ribu.

Kisahnya viral di media sosial.

Disebutkan bahwa Dian belum membayar atau menunggak biaya sekolah sebesar Rp 50 ribu, sehingga dirinya tak bisa mengikuti ujian.

Kisah Dian viral setelah diunggah akun Instagram @fakta.jakarta beberapa waktu lalu.

Bagaimana kisah lengkap Dian? Berikut selengkapnya, dikutip dari Pos Kupang.

Dalam video beredar, Dian yang masih mengenakan seragam lengkap tampak duduk sendirian.

Ia kemudian dihampiri perekam video yang merupakan seorang wanita.

“Duduk di luar sini kenapa?” tanya perekam video.

“Kendala uang sekolah mama, Rp 50 ribu,” jawab Dian.

Dian mengaku sudah memberi tahu orang tuanya terkait pelunasan uang sekolah ini, namun orang tuanya menjawab belum memiliki biaya untuk melunasinya.

“Mama bilang uangnya belum ada,” kata Dian.

Orang tua Dian menitip pesan kepada pihak sekolah agar anaknya diberi kesempatan ikut ujian terlebih dahulu, jika sudah ada uang mereka berjanji bakal melunasinya.

Pesan tersebut, kata Dian sudah dia sampaikan kepada pihak sekolah, namun pihak sekolah tetap melarang Dian ikut ujian sebelum melunasi biaya tersebut.

“Pihak sekolah mintanya harus dibayar semua dulu baru bisa masuk sekolah, masuk ujian,” pungkasnya.

Dian yang berhasil diwawancarai wartawan mengaku keterlambatan pembayaran uang sekolah itu sudah disampaikan kepada sekolah dan kepada orangtuanya.

“Saya sudah sampaikan ke orangtua, tapi orangtua minta supaya sekolah mengizinkan saya ikut ujian dulu. Nanti habis ujian besok lusa ada uang baru dikasih,” ungkap Dian menirukan pesan orangtuanya.